Fenomena
De Ja Vu
De Ja Vu merupakan suatu
kejadian yang seolah-olah sudah pernah terjadi di saat tertentu. Dalam hal ini
De Ja Vu tersebut akan kita ketahui bagaimana bisa terjadi secara ilmu sains. Seiring
dengan perkembangan ilmu sains yang semakin menunjukkan kebenaran dengan
menggunakan teknologi yang semakin canggih, ilmu sains modern sudah memiliki
berbagai sumbangan teori dan hukum fisika yang berarti bagi perkembangan umat
manusia.
Sebelumnya, kita akan mulai
membahas tentang bagaimana kelima panca indra kita bekerja.
setiap manusia seperti
kita ketahui memiliki lima panca indera yaitu:
1. indra penglihatan
2. indra pendengaran
3. indra penciuman
4. indra peraba
5. indra perasa
lima panca indra kita
merupakan sensor saraf yang setiap waktu memberikan impuls listrik atau denyut,
reaksi kimia yang terjadi pada setiap sensor mengakibatkan timbulnya pengaruh
pada ion negatif-ion positif yang sesaat akan menjadi sebuah gelombang listrik
untuk di transfer ke otak. Setelah sampai di otak setiap gelombang listrik yang
merupakan kode-kode yang akan di terjemahkan oleh otak yang dalam hal ini kode
tersebut akan di persepsikan menjadi sebuah kejadian hidup manusia. Sebenarnya, tanpa
kita sadari yang kita alami di dunia ini ialah hanya persepsi dari terjemahan
setiap impuls listrik tadi, kita melihat suatu benda itu bermula dari bola mata
kita yang menerima foton yang dipancarkan dan masuk ke retina selanjutnya
energi foton akan menyebabkan reaksi ion negatif dan positif yang terdapat pada
sensor saraf mata.
Reaksi
tersebut akan menimbulkan sekumpulan gelombang listrik yang juga dapat
diberikan sebagai kode informasi yang selanjutnya akan di persepsikan ke otak. Persepsi
yang kita peroleh akan menentukan bentuk dan apa realita yang kita alami di
dunia. Seperti halnya kita melihat sepatu, batu, buku,
pensil, meja, dinding, rumah, dan bahkan semua orang yang ada di dekat kita
merupakan persepsi dari otak kita.
I.
Indra penglihatan (mata)
Kita mulai dari
membicarakan tentang indra penglihatan kita. Secara fisika semua benda yang
kita lihat itu bisa berwarna disebabkan bahwa semua benda tersebut menyerap
foton dari cahaya inti yaitu cahaya matahari
atau cahaya lainnya. Foton yang diserap oleh objek tersebut merupakan sekumpulan
panjang gelombang yang memiliki energy dan mewakili warna sesuatu. Ketika foton
diserap sebagian panjang gelombang diserap dan sebagian lagi dipantulkan ke
lingkungan. Ketika kita melihat objek panjang gelombang yang dipancarkan objek tersebut
masuk ke bola mata manusia, selanjutnya difokuskan
oleh lensa mata untuk diberikan ke bagian layar mata yang kita namakan retina.
Retina menangkap foton tersebut dan mengubah energy foton dengan reaksi kimia
menghasilkan perbedaan potensial. Dalam tubuh manusia secara ilmiah terdapat
ion negative dan positif yang tersebar diseluruh tubuh. Ketika energy foton
menimbulkan perbedaan potensial sebagai akibat dari suatu lapisan di bola mata
yang menimbulkan kontak antara ion negative dan positif tersebut. Impuls
listrik terjadi dengan gelombang listrik tertentu yang memberikan kode
informasi untuk siap disalurkan ke inti saraf yaitu otak sebagai penerjemah.
Dengan penyalur impuls listrik tersebut ialah sistem saraf optic. Sesampainya
di otak kode informasi akan diolah dan diterjemahkan sebagai
suatu hal yang akan di analisis sebagai suatu objek tertentu. Pada bagian ini,
otak kita akan memberikan persepsi akan suatu objek. Nah, ada yang aneh disini,
persepsi yang dinyatakan oleh otak kita dengan otak manusia lain memiliki
persepsi yang sama. Untuk lebih mudah lagi, saya akan memberikan contoh. Jika
anda melihat tulisan ini maka teman anda disamping akan memiliki persepsi yang
sama akan tulisan ini. Meja yang ada di depan anda merupakan persepsi dari otak
anda ketika melihat objek tersebut dan persepsi itu sama dengan teman anda
melihat meja tersebut. Disini kita bisa berfikir bahwa persepsi setiap manusia
merupakan persepsi yang sudah direcord atau disamakan. Kita seolah-olah berada
dalam dunia yang sudah direkayasa oleh Pencipta akan persepsi yang sama setiap
manusia akan suatu objek. Kode informasi yang diterima setiap detik yang kita
rasakan akan dipersepsikan pada suatu kejadian yang kita alami.
Persepsi yang kita alami
itulah sebagai real dunia yang kita rasakan. Jadi langit yang kita lihat jauh
itu ialah langit yang ada di pikiran kita dan begitu dekat karena itu persepsi
dari pikiran kita. Gunung yang besar dan tinggi ujungnya itu ialah gunung yang
timbul dari pikiran kita bahkan itu ada di pikiran kita sendiri yang merupakan
persepsi dari akal kita.
II.
Indra pendengaran (telinga)
Telinga merupakan indra
pendengaran manusia. Ketika gelombang suara mengenai indra pendengaran ini,
gelombang suara tadi akan membuat bagian dalam telinga bergetar mengikuti irama
energy gelombang suara yang masuk. Getaran pada gendang telinga akan ditransfer
atau disalurkan yang selanjutnya akan menimbulkan gejala listrik yang akan
dengan segera disampaikan ke otak. Setiap suara yang kita dengar akan
disalurkan dan selanjutnya pada sensor pendengaran akan mengubah gelombang
suara tadi menjadi denyut listrik yaitu gelombang listrik (gejala ion negative
dan positif di dalam sensor pendengaran) yang akan disalurkan ke otak untuk
dipersepsikan kembali menjadi suatu suara yang berarti. Kita mendengar bunyi
anjing, bunyi jangkrik, suara ibu kita, suara ayah kita, suara mobil di jalan,
suara angin, suara ketuk pintu, dan lain sebagainya itu merupakan persepsi dari
otak kita. Persepsi tersebut juga merupakan persepsi yang sama dijumpai oleh
manusia lainnya. Seperti halnya kita mendengar suara beduk di mesjid tempat
kita tinggal, suara beduk yang sama akan terdengar persepsi yang sama pula pada
manusia lain yang berada di dekat kita. Mereka tidak mendengar suara yang
berbeda dari persepsi kita tapi suara yang sama yaitu suara beduk tanda waktu sholat
akan tiba. Persepsi suara juga sudah direcord sama halnya dengan persepsi objek
yang kita lihat pada bahasan indra penglihatan kita tadi.
III.
Indra penciuman, indra peraba dan indra perasa
Sama halnya dengan indra
pendengaran dan penglihatan, indra penciuman, perasa dan peraba juga merupakan
sensor rangsangan yang diberikan pada pikiran manusia. Ketika kita mencium
suatu bau tertentu pada hidung kita rangsangan tadi akan diubah menjadi denyut
listrik yang akan disalurkan ke otak untuk diterjemah bau apa yang kita cium.
Persepsi bau tersebut akan sama halnya dengan persepsi yang dicium
manusia lain. Begitu juga indra peraba ketika kita meraba suatu benda yang kita
katakan kasar atau halus, ketika kulit kita bersentuhan dengan objek yang kita
sentuh tersebut terjadi kontak pada kulit kita yang menyebabkan sensor peraba
akan menghasilkan gelombang listrik tertentu yang segera disalurkan ke otak
untuk diterjemah dan dipersepsikan sebagai suatu kekasaran atau kehalusan permukaan
tersebut. Kita menekan objek atau ditekan objek juga demikian halnya. Gelombang
listrik akan disalurkan seketika untuk dipersepsikan seberapa besar tekanan
tersebut dan apa yang kita rasakan pada saat itu.
Terdapat bahasan yang
menarik, dari tadi saya mengatakan bahwa objek, benda, dan lain sebagainya.
Padahal itu semua yang saya maksud ialah hanya halusinasi saja yaitu semua
objek atau benda tadi tidak lain dan tidak bukan hanyalah persepsi belaka.
Frederick Vester
mengemukakan, “Pernyataan beberapa ilmuwan menyatakan bahwa ‘manusia adalah
sebuah kesan’, segala hal yang dialami bersifat sementara dan menipu, dan alam
semesta adalah sebuah bayang-bayang, tampaknya akan terbukti di ilmu
pengetahuan di masa kita.”
Selanjutnya Filsuf
terkenal George Berkeley berkomentar pula akan hal ini, “Kita memercayai
keberadaan objek hanya karena kita melihat dan menyentuhnya, dan karena objek-objek
tersebut terpantul dalam penglihatan kita. Bagaimanapun juga, penglihatan kita
hanya berupa gagasan-gagasan di dalam benak kita. Jadi, objek-objek yang kita
tangkap dengan penglihatan hanyalah gagasan yang pada dasarnya tidak ada
kecuali hanya ada di dalam benak kita. Karena semua itu hanya ada dalam pikiran
kita, ini berarti kita tertipu saat membayangkan alam semesta dan benda-benda
yang keberadaannya di luar pikiran. Jadi, tidak ada satupun yang eksis di luar
benak kita.”
Lima panca indra kita
juga merupakan persepsi yang kita alami, bahkan tubuh kita sendiri yaitu tubuh
anda yang meliputi tangan, kaki, kulit, mata, telinga, dan seluruhnya anggota
organ tubuh termasuk otak kita itu juga hanyalah persepsi kita saja. Jadi,
dimana tubuh kita yang sebenarnya yang hakiki? Semua yang kita rasakan hanyalah
seperti mimpi yang kita alami sewaktu tidur. Jadi mimpi ialah persepsi dari
persepsi kita. Kita tidak jarang mengalami mimpi dalam mimpi. Bahkan kita pun
sering mengendalikan mimpi kita untuk bermimpi yang lain. Ketika kita bermimpi
kita seolah-olah mengalami suatu kejadian yang menurut kita dalam mimpi itu
adalah real atau nyata. Padahal itu ialah persepsi saja, ketika kita bermimpi
jatuh kita merasakan takut, berkeringat, dan juga ada rasa sakit, padahal itu
ialah persepsi saja. Sama halnya dengan yang kita rasakan sekarang, anda
merasakan lapar, sakit saat jatuh dari motor, sakit saat luka kena benda tajam,
gembira mendapat uang yang banyak, gembira mendapatkan mobil baru, rumah baru,
istri yang cantik misalnya atau sebagainya itu hanyalah persepsi belaka. Semua
yang kita alami hanyalah persepsi dari pikiran kita yang sudah ditentukan oleh
sutradara tentunya. Real?? Dimana realnya diri kita?? Diri kita yang real ialah roh, kita berada dalam alam
dunia itu merupakan mimpi dari roh kita. Suatu saat kita akan habis dari waktu
bermimpi dan kita akan diminta pertanggung jawaban. Dunia ini ialah persepsi
saja sebagaimana dijelaskan dalam surah Faathir ayat 40:
40. Katakanlah: "Terangkanlah kepada-Ku tentang
sekutu-sekutumu yang kamu seru selain Allah. Perlihatkanlah kepada-Ku
(bahagian) manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan ataukah mereka
mempunyai saham dalam (penciptaan) langit atau adakah Kami memberi kepada
mereka sebuah Kitab sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas
daripadanya? Sebenarnya orang-orang yang zalim itu sebahagian dari mereka tidak
menjanjikan kepada sebahagian yang lain, melainkan tipuan belaka."
selanjutnya dalam surah Muhammad ayat 47:
36. Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan
jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia
tidak akan meminta harta-hartamu.
Surah Al-Isra’ ayat 60:
60. Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu:
"Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia." Dan Kami tidak
menjadikan mimpi[859]
yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan
(begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Quran[860].
Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah
besar kedurhakaan mereka.
Allah SWT telah
memberikan penjelasan dari ayat-ayat Al-Qur’an yang diwahyukannya sebagai
pedoman hidup manusia. Dalam beberapa ayat tersebut Allah SWT menjelaskan akan
dunia sebenarnya. Maha Benar Allah.
Wallahu ta ala alam Hanya Allah yang memahami lebih baik
Kita akan kembali pada persepsi dan kode
informasi. Sekarang kita akan menghitung maka untuk mempermudah anda silahkan
gunakan kalkulator. Sekarang kita akan menghitung berapa banyak kode informasi
yang dipersepsikan. Misalkan anda berumur 25 tahun. Dalam 25 tahun artinya 9000
hari. Dan 9000 hari artinya 216.000 jam artinya 777.600.000 detik. Mulai dari
kita terlahir semua indra sudah memberikan kode informasi ke pikiran untuk
dipersepsikan alam kita. Setiap detik kita menghasilkan 1 kombinasi kode yang
disatukan dari kelima panca indra kita. Sekarang kita misalkan berumur 25 tahun
dan itu 777.600.000 detik artinya 777.600.000 kombinasi kode informasi yang
sudah dipersepsikan oleh otak kita. Secara matematika setiap kejadian yang
begitu banyak kombinasi akan memiliki peluang muncul kombinasi yang sama.
Nah, sekarang kita akan menjawab
fenomena De Ja Vu. Disini mulai menarik, perhatikan dengan seksama. Dari
777.600.000 kombinasi kode informasi yang sudah kita persepsikan akan muncul
beberapa kali kode informasi yang berpeluang sama dengan kode informasi yang
sudah pernah dipersepsikan pikiran kita. Setiap kombinasi kode informasi itu
adalah sebuah peristiwa yang kita alami di dunia dan itu kita anggap fenomena
yang kita rasakan. Kesamaan peluang kombinasi kode yang informasi yang sama tersebut
memunculkan persepsi yang sudah pernah dipersepsikan pikiran kita sehingga kita
seolah-olah sudah pernah mengalami fenomena tersebut. Bahkan setiap kita sudah
pernah mengalami hal itu dan itu yang kita namakan De Ja Vu.
Menarik memang menarik, ini merupakan
bukti-bukti akan dunia ini hanyalah persepsi dan memang hanya dengan
memanfaakan akal kita barulah kita tahu akan kebesaran Allah SWT dalam menguji
manusia dengan fatamorgana ini. Orang-tua, kakak, adik, bibi, paman, buku yang
anda baca, laptop, kasur anda, dan semua benda-benda yang ada disekitar anda
itu hanyalah persepsi pikiran anda. Sadarilah semoga anda sadar, janganlah
mengejar fatamorgana ini. Ini ujian jangan anda tergoda karena anda yang hakiki
ada dibalik semua fatamorgana ini.
Komentar
Posting Komentar